Terkait Debu PT Semen Padang, Mawardi Angkat Bicara

Foto : Mawardi wakil pimpinan DPRD kota Dumai dari partai PKS
DUMAI (Mediapesisir.com) – Semakin memanasnya pemberitaan terkait debu PT Semen Padang Biro Produksi Dumai, di kelurahan Bangsal Aceh, kecamatan Sungai Sembilan terus menjadi perbincangan dan buah bibir dikalangan masyarakat kota Dumai dan mendapat respon Langsung dari Politisi Partai Keadilan Sejatera (PKS) Mawardi.
Dalam sambungan telpon kepada mediapesisir.com Mawardi salah satu politisi dari partai (PKS) dan juga Wakil Pimpinan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai mengatakan,” Pihak PT. Semen Padang harus peduli terhadap penduduk disekitar lingkungan tempat beroperasinya PT. Semen Padang.”cetusnya.
Lebih lanjut Mawardi menyampaikan,” Walaupun PT. Semen Padang memiliki izin untuk beroperasi, Namun, Harus ada timbal baliknya terhadap masyarakat sekitar terutama Ring I,”imbuhnya.
Di tambahkan lagi, Apalagi selama berdirinya PT. Semen Padang tidak ada memberikan pelayanan kesehatan gratis selama ini, Itu sudah menyalahkan aturan, Kan ada CSR yang wajib di keluarkan oleh perusahan . CSR itu tidak perlu di mintak, CSR itu wajib di keluarkan,”tegasnya.
Kalau ini memang tidak di indahkan oleh pihak PT. Semen Padang untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis saya akan sidak ke PT. Semen Padang untuk mencari kebenaranya ,” ucapnya.
Terkait debu PT Semen Padang ini, Camat Sungai Sembilan, Tanwir Azhar Efendipun mengakui pihak perusahaan ini sama sekali tak pernah peduli akan kesehatan warga, khususnya warga yang tinggal di RT 04 kelurahan Bangsal Aceh yang bersebelahan langsung dengan perusahaan.
“Kita fair saja dan terbuka untuk apa ditutupi, emang kenyataan PT Semen Padang selama ini tak ada memperdulikan bagaimana kepedihan warga yang secara langsung merasakan sakitnya menghirup debu semen tersebut,” ungkap bang ucok panggilan akrab dari Camat Sungai Sembilan saat ditemui awak media di kantornya, Senin (13/01/2020).
Camat juga mengatakan telah beberapa kali turun kelapangan melihat kondisi warganya yang ada di RT 04 keluahan Bangsal Aceh ini, memang secara langsung debu yang berasal dari PT Semen Padang ini mengarah ke pemukimannya dan membuat udara yang dihirupnya menjafi tercemar karena bercampur semen.
“Saya pribadi sangat kasihan dengan warga yang ada di RT 04 ini, tanpa ada penghalang dan pembatas mereka langsung menghirup debu semen, kasihannya lagi mereka yang memiliki bayi atau anak kecil, apa yang terjadi setelah udara yang dihirup adalah semen,”tambahnya dengan raut wajah sedih.
Selama ini dari pengakuan camat tentang PT Semen Padang ini, memang pihak perusahaan tak ada pernah melakukan segala macam bentuk kesehatan bagi warga, baik pemeriksaan kesehatan gratis maupun peduli akan lingkungan bersih. Seharusnya hal ini menjadi tanggung jawab penuh perusahaan yang selama ini hanya mencari keuntungan diatas penderitaan masyarakat. Debu dari PT Semen Padang ini akan terlihat beterbangan saat ada pembongkaran semen yang dalam satu bulan ada sebanyak 2 kali pembongkaran.
Camat menambahkan, setelah kini menjadi perhatian sosial dan menjadi suatu masalah di Kota Dumai, mereka (Semen Padang) baru akan berencana menata fasilitas produksi di Packing Plant Cement Mil Dumai di Kawasan Industri di Sungai Sembilan. Hal itu diutarakan Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan kepada media setempat di Padang belum lama ini.
Pihak semen padang akan berkomitmen memperbaiki fasilitas produksi yang akan dilakukan pada 2020 untuk mendapatkan pola penanganan yang tepat mengatasi dampak debu dari kegiatan produksi.
“Debu berterbangan dari fasilitas produksi yang dikeluhkan warga sudah kami koordinasikan rencana penanganan, dan tahun ini akan dilakukan perbaikan,” kata Nur kepada wartawan belum lama ini di Padang.
Terkait pernyataan pihak PT Semen Padang ini, camat menjelaskan, karena yang diminta wzrganya bukanlah janji belaka tapi buktikan bahwa debu semen itu hilang dan tak beterbangan lagi.
“Sekarang warga mintak pembuktian dari pihak Semen Padang, jangan janji-janji saja yang diberikan, mereka (warga) manusia saat ini butuh bukti saja kapan debu ini betul-betul hilang dan tidak beterbangan lagi ke rumah mereka,”tandas ucok.
“Saat ini tingkat pencemaran lingkungan terutama polusi udara di Sungai Sembilan ini cukup parah atau masuk dalam kategori berbahaya, karena hal ini diperburuk dengan tidak ada kepedulian dari perusahaan untuk menciptakan ramah lingkungan seperti melakukan penghijauan,”tutup ucok.(Feri)